Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2012

Ini Adalah Sebuah Proses

Setelah sekian lama tidak menulis, saya beranikan untuk menulis lagi walau kali ini mungkin tulisan saya terkesan berkeluh kesah :-) Saya memang menghindari menulis di blog ini selama beberapa waktu, terakhir sekitar bulan Maret 2011 saat openSUSE 11.4 dirilis. Sekarang 12.1 sudah rilis ya kemarin. Kudos to all. Ya memang ada beberapa perubahan mendasar seperti systemd, silakan dibaca-baca dulu dari sumber-sumber di internet apa sih systemd itu ( just search in google, o iya thanks to Lennart Poettering and Kay Sievers for the breakthrough and brave move! ). Back to the laptop eh.. subyek ... whatever it is, saya tidak menulis karena saya takut suasana pekerjaan saya mempengaruhi tulisan saya. Iya kali ini pekerjaan saya menguras emosi dan logika saya he..he...he... Sebagai seorang "opensource believer" yang dapat kerjaan untuk menyebarkannya di kalangan pendidikan dasar dan menengah ternyata membuat saya hampir putus asa. Hanya kesadaran bahwa apa yang saya lakukan ini mungk

Proyek Penerjemahan Dokumentasi openSUSE

Mengingat pengguna openSUSE di Indonesia yang semakin lama semakin banyak jumlahnya, Andi Sugandi, Ketua openSUSE-Indonesia, dan saya terlibat dalam suatu diskusi kecil melalui email dan twitter untuk coba mengangkat kemungkinan menterjemahkan dokumentasi openSUSE ke dalam Bahasa Indonesia. Secara infrastruktur pihak openSUSE, melalui Frank Sundermeyer sebagai dokumenter openSUSE juga sudah menyediakan fasilitas svn untuk proyek ini dalam server svn mereka. Tentu saja saya membutukan banyak bantuan dan kontribusi dari rekan-reakan sekalian. Jadi sekiranya anda menguasai Bahasa Inggris setidaknya pasif, ada keinginan untuk berkontribusi, punya waktu, dan komitmen memajukan openSUSE di Indonesia, maka anda bisa bergabung ke dalam tim ini. Mengenai hal teknis, bagaimana cara penerjemahannya, bagaimana pembagian kerjanya, tools apa yang dipakai nanti akan kita jelaskan melalui online meeting melalui IRC dan tulisan di blog setelah ada rekan-rekan yang tertarik terlibat. Anda tidak perlu

Bandwidth Shaper Script di openSUSE

# Tulisan ini digunakan sebagai bahan dasar saja untuk memahami # Dibuat sudah lama sekali dan mungkin ada yang deprecated # Use at your own risk Seorang rekan menanyakan kenapa mengkonfigurasi openSuSE koq susah sekali. Katanya untuk ngejalanin script sederhana membuat default route aja musti ngebuat script yang njlimet. He…he..he…. Dia bilang kalau di RedHat dan turunannya seperti Fedora dan Centos khan ada rc.local, terus kalau di openSUSE padanannya apa? OK. Sebetulnya masalah ini sudah pernah saya bahas diblog saya yang dulu dan dibeberapa email saya tapi tak mengapa saya ulang lagi di sini dan saya tambahkan beberapa hal yang saya anggap relevan karena kebetulan ada juga yang nanya tentang load balancing trafik internet ke dua gateway dan implementasi htb (hierarchical tocken bucket) untuk traffic shaping. Jadi saya akan menjelaskan implementasi load balancing, traffic shaping dan rc.local di openSuSE sekaligus, mumpung lagi ada kesempatan nulis. LOAD BALANCING TRAF

Traffic Shaping - Bagian 3

Bagian ini adalah bagian terakhir dari penjelasan traffic shaping. Kita akan mendiskusikan sedikit mengenai ingress qdisc. Traffic shaping yang kita bicarakan pada dua tulisan sebelumnya merupakan implementasi egress qdisc, dimana kita men-shape traffic yang meninggalkan eth1 (trafik upload). Untuk trafik yang menuju eth1 (trafik incoming) kita menerapkan ingress qdisc (lihat diagram dari jengelh untuk mendapatkan gambaran mengenai ingress dan egress). Untuk trafik incoming kita tidak dapat melakukan shaping, tetapi yang kita lakukan adalah membuat policy, implementasi di tc adalah police. Yang akan kita lakukan adalah membuat policy untuk melambatkan trafik yang masuk agar tidak terjadi kongesti di server kita. Perhatikan bagian: # attach ingress policer; # ngelambatin download sedikit tc qdisc add dev eth1 handle ffff: ingress # lambatin semua paket yang datang terlalu cepat tc filter add dev eth1 parent ffff: protocol ip prio 50 u32 match ip src \ 0.0.0.0/0 pol

Traffic Shaping - Bagian 2

Pada bagian ini kita akan mendiskusikan bagaimana mengklasifikasikan paket dan kemudian melakukan penandaan paket (packet marking) berdasarkan TOS field paket di linux kernel. Jadi kita akan menyerahkan klasifikasi paket untuk dilakukan oleh iptables selanjutnya HTB akan melakukan queueing berdasarkan penandaan oleh iptables. Secara singkat TOS (Type of Service, kudu dimengerti oleh pengguna linux yang berminat pada networking dan Quality of Service) merupakan bagian dari paket yang menentukan prioritas dari paket. TOS terdiri dari 8 bit (octet), bit 0, 1, 2 adalah precedence, bit 3, 4, 5, 6 adalah TOS, dan bit 7 adalah bit MBZ (Must Be Zero). Secara default nilai dari TOS bits adalah sebagai berikut: 1000 (binary)      8 (decimal)       Minimize delay (md) 0100 (binary)      4 (decimal)       Maximize throughput (mt) 0010 (binary)      2 (decimal)       Maximize reliability (mr) 0001 (binary)      1 (decimal)       Minimize monetary cost (mmc) 0000 (binary)      0

Traffic Shaping - Bagian 1

Pertanyaan paling mendasar adalah mengapa perlu pengaturan trafik atau traffic shaping? Anda pakai speedy office di rumah anda untuk 3 komputer. Anda tidak butuh traffic shapping. Anda pakai fastnet 384 kbps di rumah untuk 3 komputer. Anda tidak butuh traffic shapping. Kalau user anda sedikit dan bandwidth anda besar, katakan user anda 100, bandwidth anda 8 Mbps symmetris, anda sepertinya gak butuh traffic shaping (debatable juga sih apalagi kalau dipakai voip atau video conference). Kalau user anda hanya 1 sampai 5 orang bisa dikatakan anda tidak perlu traffic shaping, karena bandwidth anda masih memadai untuk melayani user anda. Tapi bagaimana kalau user anda lebih dari 15 orang dan masing-masing melakukan koneksi remote ssh, selain tentunya browsing dan download. Bisa dikatakan anda akan mengalami masalah, kalau anda tidak men-shape trafik upload dan membuat policy untuk downlink anda. Saya mengalaminya sendiri dengan sekitar 60 user yang haus bandwidth. Menjaga low

FInally Promo DVD 12.1 Come to Indonesia

Talking about bureaucracy, Indonesia maybe one of the worst case in the world. Sometimes officials cannot differentiate what is "commercial thing" and what is "social thing". Their head and brain full of how to monetizing something. Long story short when openSUSE 11.4 was out, SUSE sent 300 pieces promo DVD for me on August 2011 that I should then distribute again for free with my own time and money to spread the free open source software here in Indonesia. At that time the combination of stupid person on forwarder side and corrupted-mind officials made me cannot took the DVD from Customs. When openSUSE 11.1 out a couple of years ago I can easily got my openSUSE DVD sent from SUSE to Jakarta. So we are talking about declining quality of Indonesian Customs here after government always talking about good governance. Shame on them isn't it? On March 2012 openSUSE sent me 500 pieces promo DVD of openSUSE 12.1 and this time SUSE change the stupid forwarder. The